Khutbah Jum'at: Apa Yang harus diutamakan didalam Hidup

Khutbah Jum'at: Apa Yang harus diutamakan didalam Hidup

sholat dan sedekah



Santri asyik nusantara - Adakalanya perbuatan yang baik dilakukan oleh anggota tubuh atau biasa disebut dengan a'malul jawarih seperti sholat, puasa, zakat, haji, sedekah, membaca al-quran, dan yang lainnya.


Adakalanya pula perbuatan itu dilakukan oleh hati? apakah itu! perbuatan yang dilakukan oleh hati, para ulama menyebutkan dengan istilah a'malul qalb (perbuatan hati).

You may like these posts


Lalu apakah yang dimaksud dengan a'malul qalb. Pebuatan a'malul qalb adalah perbuatan yang dilakukan dengan hati seperti ikhlash, iman, tawakal dan yang lainnya.




Manakah perbuatan yang paling utama?



Dari perbuatan yang tampak maupun tidak (hati), manakah yang diutamakan atau perbuatan yang paling mulia?


Perbuatan yang paling mulia atau yang diutamakan adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.




Dijelaskan didalam hadits dibawah ini :


إِيْـمَانٌ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

“Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya” (HR al Bukhari).




Maksud dari hadits diatas?


Maksud dari hadits diatas ialah perbuatan yang paling utama dengan secara mutlak adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mengapa begitu? Sebab iman adalah pondasi dari takwa.


Tanpa iman seseorang tidak dapat meraih derajat dari Allah SWT. Seperti kita membuat sebuah bangunan takwa dengan menggunakan iman contohnya amal sholeh yang kita kerjakan.


Apakah yang dimaksud IMAN

Iman adalah syarat di terimanya amal sholih. Jadi sebanyak apapun kamu melakukan perbuatan dalam bentuk untuk amal sholih, maka semuanya tidak akan bernilai pahala dan tidak akan diterima oleh Allah SWT. jika itu tidak dilandasi dengan IMAN.


Jika ada sejumlah hadits yang menyatakan bahwa sebaik-baik perbuatan adalah berbakti kepada kedua orang tua, shalat di awal waktu, dan jihad di jalan Allah.


Maka yang dimaksud bahwa perbuatan tersebut ialah termasuk di antara perbuatan-perbuatan yang paling utama, bukan perbuatan-perbuatan yang paling utama secara mutlak.


Mengapa begitu? sekali lagi, perbuatan yang paling utama secara mutlak adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.


Beriman kepada Allah adalah meyakini dengan sangat yakin dan seyakin-yakinnya tanpa ada keraguan bahwa Allah itu ada, tidak serupa dengan segala yang ada.


Dialah yang menentukan, menetapkan, menghendaki, menakdirkan dan menciptakan segala sesuatu. Juga meyakini bahwa Dia Maha suci dari arah, tempat, bentuk dan segala sifat makhluk. Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah.


Dia bukan benda yang tersusun dari bagianbagian. Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang layak baginya dan Mahasuci dari segala sifat yang menunjukkan kekurangan dan kelemahan.



لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الشورى: ١١)

“Tidak ada sesuatu apa pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (QS asy-Syura: 11).



Rasulullah bersabda:
لَا فِكْرَةَ فِي الرَّبِّ (رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ فِي الْأَفْرَادِ وَالْبَغَوِيُّ فِي تَفْسِيْرِهِ)

Maknanya: “Tuhan tidak dapat dibayangkan” (HR ad-Daraquthni dalam al-Afrad dan al-Baghawi dalam Tafsirnya).



Syekh Abdul Qadir al-Jilani qaddasallahu sirrahumengatakan dalam kitab al-Fath ar-Rabbani:

اِنْفُوْا عَنْهُ مَا لَا يَلِيْقُ بِهِ، وَأَثْبِتُوْا لَهُ مَا يَلِيْقُ بِهِ

“Sucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya dan tetapkan bagi-Nya sifat-sifat yang layak bagi-Nya.”



Beliau juga menegaskan bahwa kita tidak boleh menyatakan Allah ada di mana-mana atau di semua tempat, karena kita wajib meyakini bahwa Allah ada tanpa membutuhkan tempat. Beliau mengatakan dalam kitabal-Ghunyah:



وَلَا يَجُوْزُ وَصْفُهُ بِأَنَّهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ

“Tidak boleh menyifati Allah dengan berada di mana-mana.”



Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani dalam kitab Nur azh-Zhalam ‘ala ‘Aqidat al-‘Awam :

وَكُلُّ مَا خَطَرَ بِبَالِكَ مِنْ صِفَاتِ الْحَوَادِثِ لَا تُصَدِّقْ أَنَّ فِي اللهِ شَيْئًا مِنْ ذٰلِكَ، وَلَيْسَ لَهُ مَكَانٌ أَصْلًا

“Dan semua yang terlintas dalam benakmu yang berupa sifat-sifat makhluk, jangan percaya bahwa terdapat pada Allah salah satu dari sifat-sifat makhluk tersebut. Allah sama sekali tidak menempati suatu tempat.”





Apa yang dimaksud beriman kepada Rasulullah?


Sedangkan beriman kepada Rasulullah ialah meyakini dengan keyakinan yang pasti, tanpa keraguan sedikitpun, bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, jujur dalam segala hal yang ia sampaikan dari Allah, baik berkaitan dengan halal-haram, perkara yang ghaib seperti adanya para malaikat.


Maupun berita tentang para nabi dan rasul, serta umat terdahulu, peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di alam barzah dan akhirat, ataupun tentang keyakinan bahwa segala sesuatu adalah taqdir dan ketentuan Allah ta’ala.


Nabi tidak pernah salah dalam satupun di antara perkara2 yang telah beliau beritakan tersebut. Allah menguatkan Nabi Muhammad dengan mukjizat2 yang luar biasa, yang menunjukkan secara pasti akan kenabian dan kerasulannya.


Seperti halnya para nabi dan rasul seluruhnya, Allah menghiasi Nabi Muhammad dengan sifat jujur, amanah, terjaga dari perbuatan2 rendah dan hina, ma’shum sehingga tidak muncul darinya kekufuran sebelum diangkat menjadi nabi dan sesudahnya. Juga tidak muncul darinya salah satu dosa besar atau perbuatan hina yang menunjukkan kerendahan dan kehinaan jiwa.